Thursday, 25 April 2019

Pangea dan Pergeseran Benua


Pangea atau Pangaea adalah super benua yang ada selama era akhir Paleozoikum dan awal Mesozoikum, terbentuk sekitar 300 juta tahun yang lalu dan mulai retak sekitar 200 juta tahun yang lalu, sebelum komponen benua dipisahkan menjadi konfigurasi mereka saat ini. Pangea dikelilingi oleh lautan global yang bernama Tethys. 
Nama Pangea berasal dari Yunani Kuno, Pan yang berarti  "seluruh" dan Gaia yang berarti "bumi".  Nama itu diciptakan pada simposium 1927 dibahas Alfred Wegener, ia menduga bahwa semua benua pada satu waktu pernah membentuk super benua tunggal yang ia sebut "Urkontinent", sebelum kemudian pecah dan menjadi beberapa benua saat ini.
Hipotesis ini disebut dengan Pergeseran benua (Continental Drift), merupakan gagasan yang dituangkan Alfred L. Wegener pada hipotesisnya dalam buku berjudul The Origin of Continent and Oceans (1912). Isinya, benua tersusun dari batuan sial yang terapung pada batuan sima yang lebih besar berat jenisnya. Pergerakan benua itu menuju khatulistiwa dan juga ke arah barat.
Hipotesis utamanya adalah di bumi pernah ada satu benua raksasa yang disebut Pangea (artinya "semua daratan") yang dikelilingi oleh Tethys atau Panthalassa ("semua lautan"). Selanjutnya, 200 juta tahun yang lalu Pangea pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil yang kemudian bergerak menuju ke tempatnya seperti yang dijumpai saat ini.


Beberapa ilmuwan dapat menerima konsep ini namun sebagian besar lainnya tidak dapat membayangkan bagaimana satu massa benua yang besar dapat mengapung di atas bumi yang padat dan mengapa ini terjadi. Pemahaman para ilmuwan pengkritik adalah bahwa gaya yang bekerja pada bumi adalah gaya vertikal. Tidaklah mungkin gaya vertikal ini mampu menyebabkan benua yang besar tersebut pecah. Pada masa itu belum dijumpai bukti-bukti yang meyakinkan. Wegener mengumpulkan bukti lainnya berupa kesamaan garis pantai, persamaaan fosil, struktur dan batuan. Contoh beberapa buktinya antara lain : sebagian belahan bumi selatan tertutup es(Afrika Selatan dan Selandia Baru), kesamaan struktur geologi batuan di Eropa Barat sama dengan yang terdapat di Amerika Utara, kesamaan bentuk pantai timur Amerika Selatan dengan pantai barat benua Afrika dan Greenland yang semakin mendekat ke Amerika Utara. Namun, tetap saja usaha Wegener sia-sia karena Wegener tidak mampu menjelaskan dan meyakinkan para ahli bahwa gaya utama yang bekerja adalah gaya lateral bukan gaya vertikal. 
Kerak bumi atau lapisan bumi bagian atas, pada dasarnya terdiri atas kerak samudera dan kerak benua. Kedua kerak ini bukanlah sesuatu yang kaku dan diam, tetapi terus bergerak aktif mengalami pergeseran hingga saat ini. Sedikit demi sedikit pangea mengalami retakan-retakan dan pecah. Sekitar beratus juta tahun yang lalu, benua raksasa tersebut pecah menjadi dua, iaitu pecahan benua di sebelah utara dinamakan Laurasia dan di bagian selatan dinamakan Gondwana. Baik Laurasia maupun Gondwana kemudian terpecah-pecah lagi menjadi daratan yang lebih kecil dan bergerak secara tidak beraturan dengan kecepatan gerak  antara 1 – 10 cm pertahun. Benua Laurasia terdapat di belahan Bumi bagian utara yang terdiri dari Benua Amerika Utara, Benua Eropa dan Benua Asia, sedangkan Benua Gondwana terdapat di belahan Bumi bagian selatan yang sekarang terdiri dari Benua Australia, Benua Antartika, Benua Afrika, sub-benua India dan Benua Amerika Selatan.
Pangea bukanlah super-kontinen pertama dan terakhir di bumi ini. Ia pun menjadi saksi awal mula kekuasaan dinosaurus di bumi ini. Meskipun kita tidak bisa menyaksikan pembentukan dan perpecahan benua Pangea, kita masih bisa menjadi saksi pergeseran benua karena daratan yang kita pijak saat ini bergeser beberapa cm setiap tahunnya. Tentunya membutuhkan waktu beratus bahkan ribuan tahun untuk bisa melihat perpindahan daratan yang signifikan.