Pangea atau Pangaea adalah super benua yang ada
selama era akhir Paleozoikum dan awal Mesozoikum,
terbentuk sekitar 300 juta tahun yang lalu dan
mulai retak sekitar 200 juta tahun yang lalu, sebelum komponen benua dipisahkan
menjadi konfigurasi mereka saat ini. Pangea dikelilingi oleh lautan global yang
bernama Tethys.
Nama
Pangea berasal dari Yunani Kuno, Pan yang berarti "seluruh" dan Gaia yang berarti
"bumi". Nama itu diciptakan pada simposium 1927 dibahas Alfred
Wegener, ia menduga bahwa semua benua pada satu waktu pernah membentuk
super benua tunggal yang ia sebut "Urkontinent",
sebelum kemudian pecah dan menjadi beberapa benua saat ini.
Hipotesis
ini disebut dengan Pergeseran
benua (Continental Drift),
merupakan gagasan yang dituangkan Alfred L.
Wegener pada hipotesisnya
dalam buku berjudul The Origin of
Continent and Oceans (1912). Isinya, benua tersusun dari batuan sial
yang terapung pada batuan sima yang lebih besar berat jenisnya. Pergerakan
benua itu menuju khatulistiwa dan juga ke arah barat.
Hipotesis
utamanya adalah di bumi pernah ada satu benua raksasa yang
disebut Pangea (artinya
"semua daratan") yang dikelilingi oleh Tethys atau Panthalassa ("semua
lautan"). Selanjutnya, 200 juta tahun yang lalu Pangea pecah menjadi
benua-benua yang lebih kecil yang kemudian bergerak menuju ke tempatnya seperti
yang dijumpai saat ini.
Beberapa
ilmuwan dapat menerima konsep ini namun sebagian besar lainnya tidak dapat
membayangkan bagaimana satu massa benua yang besar dapat mengapung di atas bumi yang
padat dan mengapa ini terjadi. Pemahaman para ilmuwan pengkritik adalah
bahwa gaya yang
bekerja pada bumi adalah gaya vertikal. Tidaklah mungkin gaya vertikal ini
mampu menyebabkan benua yang besar tersebut pecah. Pada masa itu belum dijumpai
bukti-bukti yang meyakinkan. Wegener mengumpulkan bukti lainnya berupa kesamaan
garis pantai, persamaaan fosil, struktur dan batuan. Contoh beberapa buktinya
antara lain : sebagian belahan bumi selatan tertutup es(Afrika Selatan dan
Selandia Baru), kesamaan struktur geologi batuan di Eropa Barat sama dengan
yang terdapat di Amerika Utara, kesamaan bentuk pantai timur Amerika Selatan
dengan pantai barat benua Afrika dan Greenland yang semakin mendekat ke Amerika
Utara. Namun, tetap saja usaha Wegener sia-sia karena Wegener tidak mampu
menjelaskan dan meyakinkan para ahli bahwa gaya utama yang bekerja adalah gaya
lateral bukan gaya vertikal.
Kerak
bumi atau lapisan bumi bagian atas, pada dasarnya terdiri atas kerak samudera
dan kerak benua. Kedua kerak ini bukanlah sesuatu yang kaku dan diam, tetapi
terus bergerak aktif mengalami pergeseran hingga saat ini. Sedikit demi sedikit pangea mengalami retakan-retakan
dan pecah. Sekitar beratus juta tahun yang lalu, benua raksasa tersebut pecah
menjadi dua, iaitu pecahan benua di sebelah utara dinamakan Laurasia dan di bagian
selatan dinamakan Gondwana. Baik Laurasia maupun Gondwana kemudian
terpecah-pecah lagi menjadi daratan yang lebih kecil dan bergerak secara tidak
beraturan dengan kecepatan gerak antara 1 – 10 cm pertahun.
Benua Laurasia terdapat di belahan Bumi bagian
utara yang terdiri dari Benua Amerika Utara, Benua Eropa dan Benua Asia,
sedangkan Benua Gondwana terdapat di belahan Bumi bagian selatan yang sekarang
terdiri dari Benua Australia, Benua Antartika, Benua Afrika, sub-benua India
dan Benua Amerika Selatan.
Pangea bukanlah super-kontinen pertama dan terakhir di bumi ini. Ia
pun menjadi saksi awal mula kekuasaan dinosaurus di bumi ini. Meskipun kita
tidak bisa menyaksikan pembentukan dan perpecahan benua Pangea, kita masih bisa
menjadi saksi pergeseran benua karena daratan yang kita pijak saat ini bergeser
beberapa cm setiap tahunnya. Tentunya membutuhkan waktu beratus bahkan ribuan
tahun untuk bisa melihat perpindahan daratan yang signifikan.