Friday 26 April 2019

Raksasa Dari Selatan, Argentinosaurus dan Patagotitan


Argentinosaurus by Jorge Antonio Gonzalez

Pada tahun 1987, sebuah fosil kaki dari dinosaurus raksasa ditemukan oleh seorang peternak di Argentina. Fosil ini sangat besar, awalnya ia mengiranya sebuah fosil pohon. Sebuah fosil tulang belakang setinggi 2 meter juga ditemukan. Fosil-fosil ini merupakan sisa-sisanya dari salah satu dinosaurus terbesar yang pernah berjalan di muka bumi, Argentinosaurus. Dinosaurus ini diyakini telah berjalan di Bumi selama periode Cretaceous Awal atau sekitar 92-100 juta tahun yang lalu. Belum banyak fosil Argentinosaurus yang berhasil digali. Hanya serangkaian ruas tulang berupa 6 dari tulang belakang, 5 dari daerah pinggul,  tulang rusuk sisi kanan daerah pinggul, bagian tulang rusuk dari panggul, dan  tulang kaki betis kanan. Salah satu ruas tulang ini setinggi 1,59 meter, dan  tulang betis sekitar 1,55 meter. Proporsi tulang dan perbandingan dengan dinosaurus sauropoda lainnya memungkinkan ahli paleontologi memperkirakan ukuran Argentinosaurus. 

Dilihat dari ukuran tulang-tulangnya para ahli memperkirakan ukuran dewasa Argentinosaurus memiliki panjang hingga 30 meter dan berat 75 ton, mampu mengkerdilkan hewan-hewan disekitarnya. Setelah menetas saja beratnya sudah mencapai 5 kilogram. Untuk tumbuh hingga ukuran dewasanya, bayi-bayi Argentinosaurus harus memacu porsi makannya. Dengan meneliti embrio Argentinosaurus dan melihat tulang yang dewasa, para ahli dapat mengetahui tingkat pertumbuhan Argentinosaurus. Hasilnya cukup mencengangkan. Dalam kurun waktu 40 tahun mereka dapat tumbuh dari hanya 5 kilogram menjadi 75.000 kilogram, ini berarti mereka tumbuh seberat 40 kilogram tiap harinya. Penelitian lain juga menunjukan bahwa Argentinosaurus terus tumbuh sepanjang hidupnya

Argentinosaurus juga diduga hidup secara berkelompok yang meliputi para dewasa dan remaja. Saat masa remaja inilah, Argentinosaurus berada pada masa paling rentannya. Argentinosaurus dewasa terlalu besar untuk bisa dimangsa oleh predator sehingga mereka tidak memiliki musuh alami. Para remajalah yang rentan terhadap bahaya pemangsa. Itulah sebabnya Argentinosaurus berpergian dalam kelompok, dimana yang dewasa dapat melindungi yang lebih muda. Banyak pemangsa besar dari amerika selatan yang hidup 100 juta tahun yang lalu seperti Mapusaurus sepanjang 10 meter dan Giganotosaurus yang berukuran 13 meter dan berat 10 ton, lebih besar dari Tyrannosaurus rex.  Kedua pemangsa ini dapat dengan mudah membunuh dan memangsa argentinosaurus muda.

Argentinosaurus berukuran raksasa. Saat dewasa ia dapat berbobot 75 ton. Para ilmuwan memperkirakan bahwa dari Argentinosaurus seberat 75 ton, ia terdiri dari 11 ton tulang, 3,5 ton darah, 4 ton kulit, 15 ton lemak dan 39 ton daging, cukup untuk memberi makan hewan lain selama beberapa hari. Karena ukurannya, Argentinosaurus dewasa tidak memiliki pemangsa alami. Dinosaurus pemangsa besar seperti Mapusaurus dan Giganotosaurus yang hidup berdampingan dengan mereka, tidak dapat menjatuhkan Argentinosaurus dewasa, baik sendirian maupun secara berkelompok. Karena itulah bangkai Argentinosaurus tidak akan terbuang percuma. Tumpukan daging Argentinosaurus dapat memikat banyak pemangsa dari beragam jenis, bahkan hingga yang jaraknya bermil-mil jauhnya.

FMNH Patagotitan.jpg

Selama lebih dari 20 tahun, Argentinosaurus memegang gelar sebagai dinosaurus terbesar yang pernah hidup, namun pada tahun 2008 penemuan lain menunjukan bahwa ia bukanlah yang terbesar. Ditemukan di Patagonia, Argentina, di negara yang sama dimana Argentinosaurus ditemukan, fosil dinosaurus raksasa yang baru ini menyaingi ukuran dari Argentinosaurus. Pada tahun 2008, seorang petani bernama Aurelio Hernández, menemukan tulang paha bawah dari dinosaurus ini di gurun dekat La Flecha, sekitar 250 km barat Trelew, Patagonia. Ketika itu ia sedang bekerja di lahan pertanian ketika melihat tulang fosil yang menonjol keluar dari batu. Sadar bahwa Argentina, dan khususnya Patagonia, sebagai tanah yang kaya akan fosil dinosaurus, ia pun pertanian mengundang ahli paleontologi setempat untuk memeriksanya. Butuh waktu dua minggu bagi tim mereka untuk menggali apa yang menjadi tulang paha terbesar yang pernah ditemukan yang memiliki  panjang 2,4 meter, dari ujung ke ujung. Itu jelas milik anggota Sauropoda raksasa berkaki empat berleher panjang seperti Diplodocus atau Brachiosaurus. Tetapi tidak ada Sauropoda yang diketahui memiliki tulang yang dapat membandingkan ukurannya, mengisyaratkan bahwa ini adalah penemuan spesies titan yang baru. Antara tahun 2013 dan 2015 penggalian yang dilakukan oleh 7 paleontologis berhasil menemukan 130 tulang yang berasal dari 6 individu yang berbeda, menjadikannya salah satu fosil titanosaurus terlengkap yang pernah ditemukan. Menyandang nama Patagotitan berdasarkan tempat fosilnya ditemukan pertamakali, Patagotitan dapat tumbuh hingga sepanjang 37 meter dan berat 77 ton, lebih besar dari Argentinosaurus. Ia hidup di Argentina pada Masa Cretaceous, 101 juta tahun yang lalu. Ukuran Patagotitan termasuk yang paling akurat diantara dinosaurus Sauropoda lainnya, berkat jumlah dan kelengkapan fosil yang ditemukan. Patagotitan tercatat sebagai dinosaurus terbesar yang pernah ditemukan dan diukur dengan akurat, hanya beberapa dinosaurus Sauropoda lain yang dapat menyaingi ukuran besarnya, antara lain Argentinosaurus, Puertosaurus dan Alamosaurus.  Cetakan dari fosil Patagotitan dapat dilihat di The American Museum of Natural History. 

Tulang paha Patagotitan 

Tulang belakang

Diplodocus, Raksasa Yang Lembut

Gambar mungkin berisi: luar ruangan dan alam

Selama 160 juta tahun masa kekuasaan Dinosaurus di muka bumi, mereka muncul dalam berbagai ukuran. Dari Velociraptor sebesar burung kalkun, hingga dinosaurus pemakan tumbuhan raksasa sepanjang 30 meter seperti Diplodocus dan Argentinosaurus. Kebanyakan dinosaurus raksasa ini tergabung kedalam suatu kelompok dinosaurus yang disebut  Sauropoda. Sauropoda adalah binatang darat terbesar yang pernah berjalan di muka bumi. Dalam kurun waktu seratus juta tahun evolusi, Sauropoda yang pertama kali muncul pada Masa Triassic, telah berkembang menjadi beragam jenis dan ukuran serta dapat ditemukan di semua benua, bahkan Antartika. Nama Sauropoda memiliki arti “Kaki Kadal” dalam bahasa Yunani Kuno. Ciri khas Sauropoda adalah berleher panjang, kepala yang kecil, ekor panjang dan empat kaki besar yang seperti pilar bangunan, mirip dengan kaki gajah.

Pada Masa Jurassic, Sauropoda berada pada masa jayanya. Banyak spesies yang berkembang menjadi lebih besar dan lebih beragam disbanding Masa Triassic. Salah satu diantaranya adalah Diplodocus yang hidup 155 hingga 145 juta tahun yang lalu. Raksasa Jurassic ini adalah salah satu dinosaurus terpanjang yang pernah hidup. Ia dapat tumbuh hingga 27 meter. Panjang lehernya mencapai 8 meter sedangkan ekornya 14 meter. Ekornya panjang seperti cambuk yang dapat digunakan untuk mempertahankan dirinya dari predator. Kepalanya kecil hanya sekitar 60 centimeter saja panjangnya dengan dua lubang hidung yang terletak di puncak kepalanya. Namun meski sangat panjang, Diplodocus hanya berbobot 10 hingga 16 ton saja. Diplodocus pertama kali ditemukan pada tahun 1877, oleh dua orang paleontolog, Earl Douglass dan Samuel W. Williston.  Spesimen yang mereka temukan kemudian disimpan di The Carnegie Museum. Satu tahun kemudian, Spesimen yang ditemukan oleh Earl Douglass dan Samuel W. Williston diberi nama Diplodocus oleh Othniet C. Marsh. Nama Diplodocus berarti “Kadal Ganda”. Dengan adanya penemuan ini, The Museum of Natural History tidak mau ketinggalan untuk melakukan pencarian fosil Diplodocus lainnya. Mereka melakukan penggalian fosil Diplodocus di Wyoming, AS. Pada tahun 1907 mereka memamerkan dua koleksi fosil mereka di Seckenberg, Museum Frankfurt. Semenjak itu lebih banyak lagi fosil-fosil Diplodocus yang ditemukan di Colorado, Montana dan Utah.

Gambar mungkin berisi: luar ruangan

Diplodocus hidup berkelompok. Kelompok ini sering berpindah-pindah untuk mencari makanan dan air ketika semakin sulit untuk dicari. Tiap anggota kelompok berkomunikasi menggunakan lambaian ujung ekornya yang lentur. Lambaian-lambaian ini disentuhkan ke badan temannya ketika sedang makan atau minum untuk memastikan bahwa mereka selalu bersama. Rombongan dinosaurus ini juga diikuti oleh ribuan serangga-serangga kecil yang hidup dengan menumpang di punggung Diplodocus. Namun hal ini tidak mengganggu mereka karena ukuran tubuh mereka yang besar tampak tidak terganggu dengan kehadiran serangga-serangga kecil.

Salah satu dinosaurus Sauropoda terkenal lainnya yang hidup pada zaman yang sama dengan Diplodocus adalah Brachiosaurus. Brachiosaurus pertamakali ditemukan oleh Elmer S. Riggs pada tahun 1903 di Colorado. Brachiosaurus memiliki postur tubuh yang berbeda dari Diplodocus. Kaki depan Brachiosaurus lebih panjang daripada kaki belakangnya, membuat postur tubuhnya lebih mirip jerapah. Dari situ juga ia mendapat namanya, Brachiosaurus, berarti “Kadal Bertangan”. Brachiosaurus memiliki panjang 26 meter dan berat hingga 56 ton, lebih besar dari Diplodocus. Selain lebih besar dan memiliki postur yang berbeda dari Diplodocus, cara makan Brachiosaurus juga berbeda. Jika Diplodocus dapat memakan tumbuhan di segala ketinggian, maka Brachiosaurus hanya makan dedauanan di pucuk-pucuk pohon saja. Biasanya pada ketinggian 5 meter. Ia dapat melahap hingga 120 kilogram tumbuhan setiap harinya. Mungkin 120 kilogram terlihat sedikit untuk sauropoda seberat 56 ton, namun penelitian membuktikan bahwa 240 kilogram tumbuhan cukup untuk memenuhi kebutuhan sauropoda seberat 70 ton, jadi 120 kilogram per hari cukup bagi brachiosaurus seberat 56 ton. Ini tidak menutupi kemungkinan brachiosaurus dapat makan lebih banyak daripada yang diduga oleh para ilmuwan.