Elang Haast’s adalah spesies elang yang telah punah yang
pernah hidup di Pulau Selatan Selandia Baru. Spesies ini adalah elang terbesar
yang pernah ditemukan. Ukurannya yang besar dijelaskan sebagai respons
evolusioner terhadap ukuran mangsanya, burung Moa yang bisa berbobot hingga 230
kg. Elang Haast punah sekitar tahun 1400 AD, setelah moa diburu hingga punah
oleh suku Maori pertama.
Dengan lebar sayap hingga 3 meter, dan berat 15 kilogram, Elang
Haast’s adalah elang terbesar yang pernah ada di dunia. Sayapnya relatif pendek
dan kakinya lebih kuat daripada elang lainnya. Ukuran dan kekuatan kaki dan
cakar menunjukkan bahwa ia adalah predator yang efektif dan aktif, mampu membunuh
mangsa yang sangat besar.
Elang Haast’s bukan burung yang beradaptasi untuk perburuan jarak jauh. Sayap yang relatif pendek untuk elang
seukurannya dibandingkan burung elang lainnya merupakan indikasi yang jelas
bahwa Elang Haast beradaptasi untuk terbang di antara pohon-pohon dan lokasi
lain di mana tidak ada banyak ruang untuk membuka sayap. Secara proporsional,
ekornya cenderung lebar untuk menutupi area permukaan yang lebih besar yang akan membantu menciptakan daya angkat
tanpa perlu membutuhkan sayap yang lebih lebar. Ekor yang besar juga
memungkinkan ia untuk terbang dengan kecepatan rendah yang stabil dan lebih
bermanuver serta memungkinkan Elang Haast's untuk memiliki kemampuan luar biasa
dalam belokan tajam saat terbang di
antara pepohonan.
Elang Haast’s juga dianggap memiliki rahang yang lebih besar
daripada elang modern, serta memiliki beberapa cakar panjang di kakinya. Cakar Elang
Haast's memiliki kemiripan bentuk dengan
Harpy Elang (Harpia harpyja). Cakar-cakar ini panjangnya antara 4,9 cm hingga 6
cm untuk jari kaki depan sedangkan cakar hallux (jari kaki belakang yang
berlawanan dengan yang lain) mencapai 10,5 cm, cakar inilah yang akan menjadi
senjata pembunuh utama.
Elang Haast’s beradaptasi untuk berburu dan membunuh mangsa
besar. Satu-satunya mangsa besar yang
sesuai di Selandia Baru untuk pemangsa sebesar itu adalah burung Moa. Moa
adalah burung besar yang tidak dapat terbang yang diketahui oleh beberapa
genera, yang terbesar di antaranya dari genus Dinornis yang dapat tumbuh hingga
sekitar 3,6 meter tingginya dengan berat 230 kg. Burung-burung ini mendiami
hutan yang menutupi Selandia Baru selama masa Pleistosen dan Holosen.
Kepunahan burung Elang Haast's relatif baru. Bukti menunjukkan bahwa
elang raksasa ini ada ketika Suku Maori pertama kali tiba di Selandia Baru
sekitar 800 tahun yang lalu, dan laporan menunjukkan bahwa elang itu "mungkin" masih ada ketika orang Eropa tiba di awal 1800-an. Legenda Maori, yaitu Pouakai
tidak diragukan lagi merujuk pada sisa-sisa tulang belulang dari Elang Haast
yang telah ditemukan di dalam situs-situs yang disakralkan oleh Suku Maori.
Karena itu tidak bisa beradaptasi dengan perubahan, seperti
predator besar lainnya, kebutuhan akan makanan Elang Haast’s yang berubah
dengan menghilangnya Burung Moa memaksa mereka berburu di daerah yang sangat
luas. Ini menyebabkan kepadatan populasi yang. Seperti burung pemangsa besar
lainnya, mungkin Elang Haast’s juga memiliki tingkat reproduksi yang sangat
rendah. Ini membuatnya sangat rentan terhadap perubahan dramatis yang
diakibatkan oleh kedatangan manusia, seperti pembukaan hutan yang tidak hanya
mengurangi habitat yang tersedia untuk Elang Haast’s tetapi juga secara
signifikan mengurangi jumlah mangsa yang tersedia. Selain perburuan oleh Maori yang
menyebabkan kepunahan Moa, Suku Maori kemungkinan telah mencoba membunuh elang
di berbagai kesempatan, mungkin untuk melindungi diri mereka dari elang
berukuran 3 meter yang mereka anggap berbahaya untuk mereka. Jumlah elang Haast
segera turun drastis dan akhirnya punah.