Friday 1 February 2019

Mengenal Mikrofosil, Karena Organisme Purba Tidak Hanya Hewan Besar





Menurut Howard (2005), Mikrofosil itu merupakan fosil yang berukuran mikroskopik atau fosil yang untuk mempelajari sifat-sifat dan strukturnya memerlukan bantuan penggunaan mikroskop serta bagian tubuh dari fosil makro yang untuk mengamatinya menggunakan mikroskop. 


Rata-rata mikrofosil berukuran 0,01-1,0 mm namun ada yang berukuran lebih dari itu sampai 19mm seperti genus Fusulina pada Foraminifera. Studi untuk mempelajari mikrofosil dinamakan Mikropaleontologi.

Mikrofosil itu umumnya ditemukan di partikel atau butiran sedimen. Partikel sedimen yang dimaksud yaitu sedimen biogenik, dimana rata-rata kelimpahan pecahan cangkang, organisme kecil dan sejenisnya melebihi 30%. Pecahan cangkang ataupun organisme kecil dihasilkan dari cangkang-cangkang organisme baik yang berukuran makro maupun mikro dimana dahulu organisme tersebut dapat hidup dengan baik pada lingkungannya sehingga dalam kasus ini sedimen biogenik yang dimaksud yaitu pada lingkungan perairan karena sangat memungkinkan untuk terjadinya fosilisasi.

Menurut Haq dan Boersma (1984) sisa mikroorganisme yang ditemukan dalam sedimen komposisi cangkangnya : gampingan {foraminifera, ostracoda, alga, pteropoda, nannoplankton gampingan}, silikaan {radiolaria, diatom, silicoflagelata}, organik {polen, spora}, fosfat {konodon}.



Kenapa mempelajari mikrofosil, apa manfaatnya? 


Tidak sama seperti mempelajari fosil-fosik hewan besar termasuk dinosaurus yang sebenarnya tidak terdapat di daratan Indonesia, mikrofosil lebih banyak dipelajari utamanya oleh ilmuwan ataupun ahli di bidang geologi. Dari penelitian mikrofosil itu sendiri akan sangat membantu utamanya dalam eksplorasi sumber daya kita.

Kenapa mempelajari mikrofosil? Intinya "the present is the key to the past” karena pembelajaran dan perkembangan stabilitas ekosistem sekarang ini dipelajari dari catatan mikrofosil sekaligus memberikan bukti adanya evolusi yang terjadi pada sejarah perkembangan bumi. Nah kalo menurut Jones (1969) Manfaat dari mempelajari mikrofosil antara lain untuk membantu korelasi penampang satu daerah dengan daerah lain baik dibawah permukaan maupun permukaan, untuk menentukan umur, membantu studi mengenai spesies, dapat memberikan keterangan-keterangan paleontologi yang penting dalam menyusun standart section suatu daerah, serta membantu menentukan hubungan batas-batas suatu transgresi atau regresi, serta tebal atau tipis lapisan berdasarkan kegunaannya. Biasanya perusahaan minyak dan terkadang batubara memiliki paleontolog / mikropaleontolog atau dalam tim geologi untuk mendukung interpretasi proses dan bukti selain data litologi atau batuan.



No comments:

Post a Comment